documen lengkap (klik bohkasim)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan melalui pelayanan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifactor, oleh karena pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai factor terkait (Supriasa, 2001).
Masalah gizi disebabkan oleh 2 faktor utama yaitu asupan gizi yang rendah dan penyakit infeksi. Asupan gizi dipengaruhi oleh ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga, selain itu asupan gizi juga bisa diSebabkan oleh pola asuh yang tidak tepat sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang rendah akibatnya anak akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Factor lain yang juga sangat berpengaruh adalah lingkungan dan pelayanan kesehatan (Rachmi Untoro, 2004).
Keadaan gizi Seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang lama. Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan konsekuensi berupa penyakit defisiensi, misalnya penyakit beri-beri karena kekurangan vitamin B1 ataupun kebutaan karena kekurangan vitamin A. Konsumsi suatu zat gizi yang berlebihan juga dapat membahayakan kesehatan misalnya kosumsi energi dan protein yang berlebihan akan menimbulkan kegemukan sehingga tubuh lebih rentan terhadap penyakit berupa kelainan kardiovaskuler. Karena itu untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal mutlak diperlukan sejumlah zat gizi yang harus didapatkan dari makanan dalam jumlah yang sesuai dengan yang dianjurkan setiap harinya (Karyadi dan Muhilal, 1992).
Adanya pola konsumsi makan yang kurang baik akan mengakibatkan gangguan pada tubuh yang menyebabkan tubuh kurang gizi sehingga dapat menyebabkan timbulnya gangguan fungsional yaitu: menurunnya kecerdasan, menurunnya produktivitas kerja, naiknya
frekuensi terkena penyakit dan meningkatnya kesakitan dan kematian.
Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai akibat kurang gizi pada anak terhadap perilaku dan kecerdasan anak tersebut.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penuliSan makalah ini yaitu mengetahui akibat kurang gizi pada anak terhadap perilaku dan kecerdasan anak terSebut Sehingga dapat berguna untuk kita dalam menjaga dan meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak.
BAB II
PEMBAHASAN
Status Gizi
Status gizi (manutrition status) merupakan suau gambaran keadaan keseimbangan anatara intake dengan kebutuhan zat-zat gizi untuk proses tumbuh kembang. Ketidakseimbangan antara intake dengan kebutuhan zat-zat gizi akan mengakibatkan terganggunya proses metabolisme dalam tubuh yang Selanjutnya berdampak pada proses pertumbuhan fisik maupun non fisik. Gambaran nyata dari akibat ketidakseimbangan intake dengan kebutuhan akan zat-zat gizi akan terlihat pada pertumbuhan fisik yaitu dengan memperhatikan tinggi badan, berat badan, dan ukuran tubuh lainnya (Jalal dan Soekirman, 1990).
Gizi buruk adalah suatu istilah teknis yang umumnya dipakai, yang merupakan bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. gizi buruk yang umumnya dipengaruhi oleh faktor antara lain anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang dan anak tidak mendapat asuhan gizi yang memadai.
First Informal Consultasion on Grwoth Of Children (UNICEF, 1998), menyepakati bahwa pertumbuhan anak merupakan indikator kunci dalam kesehatan dan perkembangan anak sehingga dapat menggambarkan bagaimana Suatu masyarakat akan melaksanakan pembangunan. Jika pertumbuhan anak merupakan indikator penting, maka perhatian khusus lebih diarahkan pada bagaimana agar anak tetap berada pada garis pertumbuhan yang optimal sehingga SDM yang berkualitas dapat tercapai. SDM berkualitas sebagai salah satu modal dasar pembangunan karena dimensinya yang begitu kompleks dan salah satu yang paling mendasar adalah faktor gizi masyarakat yang tercermin oleh keadaan gizi individu. Selain itu, kualitas SDM dapat ditentukan oleh pembinaan kesehatan dan konsumsi pangan (Wahidah, 2004).
Pertumbuhan otak seorang anak sangat ditentukan pada masa awal ( baduta). Apabila anak pada usia ini tersebut mengalami kurang gizi, maka dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan otak yang selanjutnya mempengaruhi kulitas dan tingkat kecerdasannya (Wahidah, 2004).
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam ukuran fiSik seseorang sedangkan perkembangan berkaitan dengan kematangan dan penambahan kemampuan skill fungsi organ atau individu. proseS tumbuh kembang seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling terkait yaitu faktor genetik/keturunan, lingkungan bio-fisIko-psiko-sosial dan perilaku. Proses ini bersifat individual dan unik sehingga memberikan hasil akhir yang berbeda dan ciri tersendiri pada setiap anak (www.tumbuhkembanganak.com).
Penilaian terhadap pertumbuhan seorang anak dapat dinilai melalui pertambahan berat dan tinggi badan. Perkembangan yang optimal sangat dipengaruhi oleh peranan lingkungan dan interaksi anak dan orang tua/orang dewasa lainnya. Interaksi sosIal diuSahakan Sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan bahkan sejak dalam kandungan. Salah satu kebutuhan dasar seorang anak adalah ASUH yakni menyangkut asupan gizi anak selama dalam kandungan dan sesudahnya, kebutuhan akan tempat tinggal, perawatn kesehatan dini berupa imunisasi, intervensi dini akan timbulnya gejala penyakit (www.tumbuhkembanganak.com)
Anak dalam usia tumbuh kembang memerlukan makanan berkualitas dan asupan gizi memadai. Pakar gizi masyarakan Elvina Karyadi mengatakan makanan untuk anak Sebaiknya memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi. Karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan lemak haruS diberikan dalam jumlah Seimbang. Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang, kebiasaan makan dan selera makan anak. Makanan akan menjadi sUmber tenaga dan zat pengatur yang berguna untuk pembentukan, pertumbuhan, dan pemeliharaan sel-sel tubuh. Pada anak-anak yang Sedang dalam masa pertumbuhan, protein memegang peranan penting untuk mencapai pertumbuhan optimal (Lia B, 2007).
Dalam mengkonsumsi pangan, anak sangat tergantung pada konsumsi pangan keluarga/kebiasaan konsumsi pangan keluarga. Kekurangan konsUmsi pangan di tingkat keluarga akan menurunkan aSupan gizi anak baduta dan ini ditandai dengan menurunnya kemampuan fisIk, terganggunya pertumbuhan, perkembangan, dan kemampuan berpikir Serta adanya angka kesakitan dan kematian yang tinggi. konsumSi makan seorang anak harus memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan yaitu zat gizi eSensial dalam jumlah yang cukup yang mengandung zat tenaga, pembangun, dna pengatur (Wahidah, 2004).
Kejadian gizi buruk akibat kekurangan gizi yang kronik dan tidak ditanggulangi Secara tepat, artinya, Seorang anak yang mengalami gizi kurang dalam waktu yang lama dan tidak mendapat pertolongan yang cepat dan tepat akan jatuh pada Status gizi buruk. Kekurangan gizi mengarah kepada kematian dan ketidakmampuan anak dalam skala luar serta memiliki implikasi yang lebih besar yang dapat menganggu perkembangan mental dan fisik (Aminuddin, 2006).
Pengaruh Makanan Terhadap Perkembangan Otak
Apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, yang berakibat terjadinya ketidak-mampuan otak berfungsi dengan normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil. Jumlah sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidak-matangan dan ketidak-sempurnaan organisasi biokimia dalam otak. Keadaan ini berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak (Anwar, 2008).
Kebutuhan gizi dibagi atas dua bagian, yaitu kebutuhan zat-zat gizi makro, seperti energi, protein, dan lemak, serta kebutuhan zat gizi mikro, yakni vitamin dan mineral. Zat gizi makro berfungsi pada proses metabolisme otak dan peningkatan efisiensi proses rangsangan otak, sehingga kekurangan gizi makro menyebabkan terganggunya asupan makanan ke otak dan terganggunya proses metabolisme otak (Yahdillah, 2009).
Kekurangan asupan protein-energi pada ibu hamil muda di bawah 24 minggu, akan menyebabkan jumlah sel-sel otak anaknya berkurang dan kekurangan asupan ini pada akhir kehamilan menyebabkan ukuran sel syaraf anaknya menjadi kecil.
Energi sangat dibutuhkan otak. Selain untuk membantu proses pertumbuhan dan perkembangan otak, energi diperlukan untuk metabolisme sel-sel syaraf. Demikian juga lemak yang sangat dibutuhkan dalam perkembangan otak, di mana lebih dari 60 persen berat otak adalah lemak.
Sedangkan zat gizi mikro seperti iodium, asam folat, zat besi, seng, tembaga, vitamin, dan cholin, diperlukan dalam pertumbuhan otak.
Asam folat berfungsi untuk pembentukan tabung syaraf, zat besi untuk pembentukan mielin, monoamin, dan mendukung metabolisme energi di sel syaraf dan sel glia, seng diperlukan untuk pembentukan DNA, tembaga untuk metabolisme energi sel syaraf dan sel glia, dan cholin untuk membentuk neurotransmitter, metilasi DNA, dan pembentukan mielin, urainya.
Sedangkan Vitamin D berperan pada kemampuan daya ingat, kontrol motorik, dan keseimbangan emosi. Vitamin A untuk pembentukan struktur sel syaraf, vitamin E berfungsi dalam proteksi dari membran sel-sel syaraf, vitamin B6 dan B12 untuk pembentukan neurotransmitter, vitamin C berfungsi sebagai antioksidan, dan vitamin B1 memproduksi energi.
Ada 2 cara untuk menerangkan bagaimana kurang gizi berpangaruh terhadap perilaku dan kecerdasan anak yaitu :
1. Efek langsung dari keadaan kurang gizi terhadap fungsi sistem neuron dari susunan pusat Saraf. Suatu model penelitian yang paralel telah dilakukan pada bayi manusia. hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perilaku yang berbeda antara bayi yang anemia dan non-anemia dalam fungsi neurotransmitter. Zat besi diketahui berperan Sangat penting dalam metabolisme transmitter pada sistem susunan pusat saraf.
2. Efek tidak langsung, yaitu kurang gizi menyebabkan isolasi diri, yaitu mempertahankan untuk tidak mengeluarkan energi yang banyak dengan mengurangi kegiatan interaksi sosial, aktivitas, perilaku eksploratori, perhatian dan motivasi.
Hal itu dapat terlihat pada anak yang mengalami KEP (kurang energi dan protein), anak menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan tidak mampu berkonSentrasi. Akibatnya anak dalam melakukan kegiatan eksploraSi lingkungan fisIk disekitarnya hanya mampu sebentar saja dibandingkan dengan anak yang gizi baik yang mampu melakukannya dalam waktu yang lebih lama. Akibatnya perkembangan kognitifnya terhambat, ditekan oleh mekanisme penurunan aktivitas pada keadaa kurang gizi.
Hasil-hasil penelitian di Jamaica, Nepal, dan West Bengal mengungkapkan bahwa anak-anak yang kurang gizi Selalu mendekap dengan ibunya, dan lebih sedikit bermain dibandingkan dengn anak-anak yang gizinya baik. Para peneliti tersebut berkesimpulan bahwa dengan meningkatnya kontak badan antara ibu dan anak merefleksikan suatu perilaku keadaan kurang gizi yang menimbulkan rasa takut, curiga, dan tidak aktif.
Efek malnutrisi terhadap perkembangan mental dan otak tergantung dangan derajat beratnya, lamanya dan waktu pertumbuhan otak itu sendiri. Jika kondisi gizi buruk terjadi pada masa golden period perkembangan otak ( 0 - 3 tahun), dapat dibayangkan jika otak tidak dapat berkembang sebagaimana anak yang sehat, dan kondisi ini akan irreversible ( sulit untuk dapat pulih kembali).
Dampak terhadap pertumbuhan otak ini menjadi vital karena otak adalah salah satu ‘aset’ yang vital bagi anak untuk dapat menjadi manusia yang berkualitas dikemudian hari. Beberapa penelitian menjelaskan, dampak jangka pendek gizi buruk terhadap perkembangan anak adalah anak menjadi apatis, mengalami gangguan bicara dan gangguan perkembangan yang lain. Sedangkan dampak jangka panjang adalah penurunan skor tes IQ, penurunan perkembangn kognitif, penurunan integrasi sensori, gangguan pemusatan perhatian, gangguan penurunan rasa percaya diri dan tentu saja merosotnya prestasi akademik di sekolah. Kurang Gizi berpotensi menjadi penyebab kemiskinan melalui rendahnya kualitas sumber daya manusia dan produktivitas. Tidak heran jika gizi buruk yang tidak dikelola dengan baik, pada fase akutnya akan mengancam jiwa dan pada jangka panjang akan menjadi ancaman hilangnya sebuah generasi penerus bangsa.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas mengenai Status gizi dengan perilaku dan kecerdasan anak yang mengalami malnutrisi dapat disimpulkan beberapa hal yaitu :
1. Kebutuhan zat-zat gizi makro dan mikro sangat penting untuk proses metabolisme dan pertumbuhan otak bagi anak dalam masa pertumbuhan.
2. Efek psikologi anak yang Gizi buruk yaitu penurunan rasa percaya diri dan isolasi diri, yaitu mempertahankan untuk tidak mengeluarkan energi yang banyak dengan mengurangi kegiatan interaksi sosial, aktivitas, perilaku eksploratori, perhatian dan motivasi
3. Terdapat perbedaan perilaku anak yang gizi kurang dengan anak yang gizinya baik.
III.2 Saran
Adapun saran penulis berkaitan dengan isi makalah ini yaitu: agar kiranya perhatian orang tua memenuhi kebutuhan dasar anaknya agar memiliki status gizi yang baik dan tumbuh kembangnya berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Mahdin Husaini, 2008. Peranan Gizi dan Pola Asuh dalam Meningkatkan Kualitas Tumbuh Kembang Anak. www.klikbo.co.cc
Aminuddin dkk, 2006. Gambaran Status Gizi Balita di Kel. Maccini Baji Kec. Lau Kab. Maros. The Indonesian Journal Of Public Health. Makassar
Dr. Lia B, 2007. Makanan Berkualitas Untuk Tumbuh Kembang Anak. Jakarta
Jalal, Fasli dan Soekirman, 1990. Pemanfataan Antropometri sebagai Indikator Sosial Budaya, Gizi Indonesia. Vol. VX No.2
Karyadi, Darwin dan Muhilal, 1996, Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Siti Wahidah, 2004. Ketahanan Pangan Rumah Tangga, Pola Pengasuhan, Konsumsi Zat Gizi dan Pertumbuhan anak Baduta Keluarga Nelayan di Kel. Labuhan Kec. Medan Marelan Kota Medan.
Supriasa dkk., 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utamam. Jakarta.
Yahdillah, 2009. IQ Turun Karena Gizi Buruk. http://www.ilmupsikologi.com/?p=460
www.tumbuhkembanganak.com
Facebook Badge
About Me
Categories
- About Me (1)
- Kebijakan Kesehatan (3)
- Masalah Gizi (1)
- Materi Kuliah (3)
- Opini (8)
- Tugas Kuliah (7)
Blog Archive
Windows
Tuesday, June 16, 2009
KAITAN STATUS GIZI DENGAN PERILAKU DAN KECERDASAN ANAK
Posted by
i_bo@rocketmail.com
at
4:39 PM
0
comments
Labels: Tugas Kuliah
Wednesday, June 10, 2009
FERMENTASI KEJU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme yang terdapat di alam, dan salah satu pemanfataan ilmu mikrobiologi adalah dalam bidang pangan misalnya melakukan fermentasi makanan. Ahli Kimia Perancis, Louis Pasteur adalah seorang zymologist pertama ketika di tahun 1857 mengkaitkan ragi dengan fermentasi. Ia mendefinisikan fermentasi sebagai "respirasi (pernafasan) tanpa udara"1.
Pembuatan tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape singkong atau peuyeum) adalah proses fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia. Proses fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan sampai obat-obatan. Kemudian salah satu produk makanan yang juga hasil dari fermentasi adalah keju. Keju (diambil dari bahasa Portugis queijo) adalah makanan padat yang dibuat dari susu sapi, kambing, domba, dan mamalia lainnya. Keju dibentuk dari susu dengan menghilangkan kandungan airnya dengan menggunakan kombinasi rennet dan pengasaman.
Keju roquefort, yang berwarna biru khas sehingga disebut keju biru dimana dalam proses pembuatan keju ini ditambahkan dengan jamur kapang Penicilin roqueforti.
1.2Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana peranan jamur kapang Penicilin roqueforti dalam fermentasi keju biru.
1.3Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah untuk mengetahui peranan jamur kapang Penicilin roqueforti dalam fermentasi keju biru.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KEJU
Keju berasal dari kata Inggris kuno yaitu cese dan chiese, atau dari bahasa latin caseus2. Keju terbuat dari bahan bakususu, baik susu sapi, kambing, atau kerbau. Proses pembuatannya dilakukan dengan pembentukan dadih setelah terlebih dahulu melakukan pasteurisasi terhadap susu. Pasteurisasi ditujukan untuk menghilangkan bakteri pathogen sekaligus menghilangkan bakteri pengganggu dalam proses pembuatan dadih.
Pembuatan dadih atau proses penggumpalan mulai terjadi saat ditambah starter kultur bakteri laktat. Kultur bakteri ini menyebabkan terjadinya fermentasi hingga pada pH tertentu. Enzim atau asam ditambahkan saat telah dicapai kondisi yang sesuai untuk enzim atau asam sehingga proses koagulasi tercapai. Penambahan enzim atau pun asam bertujuan untuk menurunkan pH hingga 4,5 dimana pH tersebut merupakan titik isoelektrik kasein2.
Gumpalan susu yang terbentuk di dasar alat, kemudian diambil dengan cara filtrasi. Gumpalan susu ini kemudian dipres untuk mengeluarkan whey-nya. Penambahan garam pada hasil gumpalan yang difiltrasi akan menghasilkan keju cottage. Untuk menghasilkan keju jenis lainnya, gumpalan susu yang disaring ini kemudian dipres dengan waktu yang bervariasi tergantung jenis keju yang diinginkan. Pada proses penekanan ini terjadi pula proses pematangan. Biasanya proses pematangan memakan waktu lebih kurang 10 minggu sehingga menjadi keju yang dinamakan keju keras (cheddar)2.
Pada proses pematangan ini pun dapat ditambahkan mikroba-mikroba tertentu untuk menghasilkan keju yang diinginkan. Selama proses pematangan ini banyak senyawa-senyawa khas yang dihasilkan tergantung dari bakteri yang ditambahkan. Keju Swiss yang khas dengan citarasa asam propionatnya dihasilkan oleh bakteri Propionibacterium shermani. Selain itu lubang-lubang yang dihasilkan pun terjadi karena terbentuknya gas karbon dioksida yang diproduksi selama fermentasi.
Prinsip pembuatan keju
Prinsip pembuatan keju adalah fermentasi asam laktat yang terdapat dalam susu. Proses pembuatan keju diawali dengan memanaskan/pasteurisasi susu, kecuali pada jenis-jenis keju tertentu seperti Emmentaler dari Swiss yang menggunakan susu mentah. Kemudian zat pembantu penggumpalan (rennet, sejenis enzim penggumpal yang biasa terdapat dalam lambung sapi dan/atau bakteri yang dapat mengasamkan susu) ditambahkan3.
Tergantung metodenya, setelah setengah sampai 5 jam, susu akan menggumpal sehingga terpisah menjadi sebuah gumpalan besar (curd) dan bagian yang cair (whey). Gumpalan ini dipotong-potong menjadi bagian-bagian yang sama besar, agar bagian yang cair (whey) semakin banyak yang keluar. Semakin kecil potongan, semakin sedikit cairan yang dikandung oleh keju nantinya, sehingga keju semakin keras. Potongan-potongan ini kemudian diaduk, dipanaskan, dan kadang dipress untuk menghilangkan lebih banyak lagi cairan3.
Setelah itu, bakal keju yang masih lunak itu dibubuhi jamur dan dibentuk. Lalu diolesi atau direndam dalam air garam untuk membunuh bakteri merugikan yang mungkin terdapat di dalamnya. Ada juga jenis keju yang direndam sebelum diberi jamur. Terakhir, bakal keju dimatangkan dalam kondisi tertentu. Semakin lama dimatangkan, keju akan semakin keras.
Jenis-jenis Keju
Ada beberapa faktor yang dapat membedakan keju3:
1.Asal susu: Sebagian besar keju dibuat dari susu sapi.
Tapi banyak juga yang dibuat dari susu domba (misalnya Feta dari Yunani), kambing, kerbau (misalnya Mozzarella dari Italia), bahkan susu unta.
Jenis-jenis keju tertentu mensyaratkan susu dari hewan yang diperah pada pagi/sore hari, atau hanya makan makanan tertentu, atau berasa dari daerah tertentu saja.
2.Kadar lemak: Untuk mendapatkan kadar lemak yang diinginkan, susu dicampur dengan susu rendah lemak (skimmed) sehingga kadar lemaknya turun, atau dicampur dengan kepala susu (cream) agar kadar lemaknya naik.
3.Metoda penggumpalan atau koagulasi: Ada yang dibuat dengan menggunakan rennet, ada juga yang menggunakan bakteri yang memiliki sifat mengasamkan susu, ada juga yang menggunakan keduanya.
4.Jenis jamur: Ada yang menggunakan jamur putih, kemerahan, dan biru.
5.Proses pematangan: Untuk mendapatkan rasa, aroma dan penampilan yang khas, setiap jenis keju mengalami proses pematangan yang berbeda-beda, baik dari sisi lamanya proses (bervariasi antara 2 minggu sampai 7 tahun), suhu di mana bakal keju dimatangkan, dan bahan-bahan lain yang ditambahkan ke dalam keju. Misalnya keju Appenzell dari Swiss direndam dalam campuran bumbu dan anggur putih selama beberapa saat, keju Leiden dari Belanda ditambahkan sejenis jintan (cumin), atau beberapa jenis keju segar yang dibubuhi daun bawang atau biji lada hijau.
Penicillium roqueforti adalah jamur saprotrophic dari family Trichocomaceae. Banyak terdapat di alam, dan merupakan pembusuk organik dan tanaman. Banyak industri makanan yang memproduksi jamur Penicillium roqueforti ini untuk pembuatan keju biru4.
Klasifikasi. Pertama kali dijelaskan oleh Thom di 1906, P. roqueforti awalnya jamur yang heterogen jenis biru-hijau sporulating. Dikelompokkan ke dalam beberapa jenis berdasarkan perbedaan phenotypic, namun dikelompokkan menjadi satu spesies oleh Raper dan Thom (1949). kelompok P. roqueforti yang mendapat pengklasifikasian ulang pada tahun 1996 berkat analisis molekular ribosomal DNA sequence. Sebelumnya dibagi menjadi dua jenis – pembuatan keju - (P. roqueforti var. Roqueforti) dan pembuatan-patulin (P. roqueforti var. Carneum), P. roqueforti telah menjadi tiga jenis klasifikasi yaitu P. roqueforti, P. carneum dan P. paneum5.
2.3 Keju Biru dengan Penicilin Roqueforti
Dalam proses pembuatan keju untuk memperoleh keju biru ditambahkan dengan jamur Penicilin roqueforti. Penambahan jamur selama proses pematangan ini mengakibatkan keju berurat dan warnanya menjadi biru yang khas dan ditambah sedikit garam. Keju biru ini mudah rapuh dan tidak terlalu kering. Adapun keju camemberti, ditambahkan Penicilin camemberti pada proses pematangannya yang juga memberikan efek warna biru dan citarasa khas camembert.
Jadi peranan utama dari Penicilin roqueforti adalah menjadikan keju berurat dan memberi warna biru pada permukaan keju.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil berkaitan dengan rumusan masalahnya yaitu Kapang Penicilin roqueforti menjadikan keju berurat dan memberi warna biru pada permukaan keju
3.2 Saran
Adapun Saran dari penulis adalah sebaiknya hati-hati dalam mengkonsumsi keju dan Selalu perhatian label halal pada produk keju yang akan dibeli.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonym, Fermentasi. Didownload dari http://wapedia.mobi/id/, pada tanggal 22 Februari 2009.
2. Administrator. Keju Lezat dan Halal didownload dari www.google.com, Jumat, 13 Pebruari 2009
3. Yanti, Keju A-Z. didownload dari www.jalankenangan.net, pada tanggal 25 Februari 2009.
4. Anonym, Penicillium roqueforti. Didownload dari www.en.wikipedia.org. pada tanggal 25 Februari 2009.
5. Boysen M, Skouboe P, Frisvad J, Rossen L (March 1996). "Reclassification of the Penicillium roqueforti group into three species on the basis of molecular genetic and biochemical profiles". Microbiology (Reading, Engl.) 142 ( Pt 3): 541–9.
Sumber Gambar
www.cookalmostanything.blogspot.com
www.en.wikipedia.org/Penicillium roqueforti
www.web.educastur.princast.es
www.jalankenangan.net
NB:
GAMBARNYA DOWNLOAD SENDIRI KI NAH BERDASARKAN SUMBER GAMBAR DI ATAS..OKE
Posted by
i_bo@rocketmail.com
at
9:34 PM
0
comments
Labels: Tugas Kuliah
PENINGKATAN KETAHANAN KELUARGA DAN KUALITAS PENGASUHAN UNTUK PENINGKATAN STATUS GIZI ANAK USIA DINI
oleh : DR. IR. EUIS SUNARTI,M.SI
Sabtu, 07 Februari 2009
Perbaikan gizi dipandang sebagai entry point upaya pengentasan kemiskinan dan upaya perolehan hidup berkualitas. Oleh karenanya terbebasnya dari kelaparan dan masalah gizi merupakan hak dasar setiap ummat manusia. Dalam dekade terakhir banyak kemajuan dalam memahami kompleksnya interaksi factor biologi dan perilaku yang mempengaruhi status gizi. Interaksi positif pengasuh dengan anak dikaitkan dengan kecukupan lingkungan untuk anak tumbuh dan berkembang (Anderson, Pelletier, & Alderman, 1995). Banyak penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan fisik dipengaruhi oleh interaksi antara beragam intervensi psikososial dan intervensi gizi (Myers, 1992). Selama lebih 20 tahun secara establish telah diterima bahwa pemberantasan masalah gizi pada anak tergantung tiga factor utama yaitu ketahanan pangan individu, akses terhadap layanan kesehatan, dan ketersediaan perilaku pengasuhan “care” yang memadai. (Engle, Menon & Hadad, 1997), dimana ketiga factor tersebut beroperasi di tingkat keluarga dan masyarakat (Shrimpton, 2006); sehingga penting untuk memberi perhatian bagaimana meningkatkan kapasitas keluarga sebagai institusi utama dan pertama dalam pembangunan sumberdaya manusia. Kemampuan keluarga untuk mengelola sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seiring dengan masalah yang dihadapi keluarga disebut dengan ketahanan keluarga (Sunarti, 2001).
Tulisan ini menyajikan sebagian dari hasil penelitian “A Study of Plantation Women Workers; Socio Economic Status, Family Strength, Food Consumption, and Children Growth and Development” yang lebih memfokuskan untuk menganalisis pengaruh ketahanan keluarga dan pengasuhan anak terhadap status gizi dan perkembangan anak. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bandung yaitu di perkebunan teh PTPN VIII wilayah Pangalengan (Malabar, Purbasari, Talun-santosa, Sedep) dan PTPN Rancabali, Ciwidey. Desain penelitian adalah cross sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Desember 2007 –Januari 2008. Sebagai contoh dipilih secara acak 500 orang pemetik the wanita yang memiliki anak dibawah usia enam tahun (anak usia dini). Data yang digunakan untuk keperluan analisis ini adalah data ketahanan keluarga, pengasuhan anak dengan dimensi arahan (direction dimension), dimensi emosi (emotional dimension), dimensi kehangatan (warmth dimension), dan lingkungan pengasuhan (HOME, Home Observation for Measurement of Environment), data terkait status gizi (data umur, BB,TB), dan prestasi perkembangan anak (psikomotor, komunikasi, kecerdasan, dan social). Pertumbuhan anak diukur baik secara antropometri (BB/U, TB/U, BB/TB) maupun dari tingkat kecukupan konsumsinya (energy, protein, Vitamin A, Vitamin C, dan zat besi). Sedangkan pengukuran perkembangan anak menggunakan indicator perkembangan dari program Bina Keluarga Balita (BKB). Peubah penelitian umumnya memiliki reliabilitas yang baik yaitu dengan nilai alpha-Cronbach sama atau lebih besar dari 0.7. Untuk menjawab tujuan, data dianalisis dengan factor analysis (eksploratory dan confirmatory) dan uji pengaruh dengan menggunakan model persamaan structural (SEM, Structural Equation Modelling) Lisrell (Linear Structural relationship).
Hasil penelitian menunjukkan 97.4 % ibu dan ayah memiliki lama sekolah dibawah 9 tahun. Pendapatan perkapita per bulan berkisar antara 23,690.5 – Rp 466, 527.8 dengan nilai rataan Rp 193, 580. Masih terdapat 25.8% (proksi pengeluaran) atau 31.6 % (proksi pendapatan) keluarga yang tergolong miskin (mengacu garis kemiskinan Jawa Barat 2007 untuk wilayah pedesaan Rp 144.204/kapita/bulan); bahkan 83.8 % contoh tergolong miskin (kriteria Bank Dunia 1 dollar /kap/hari);, dan semuanya tergolong miskin (kriteria 2 dolar/kap/hari).
Hasil analisis ketahanan keluarga menunjukkan bahwa : 1) kisaran prosentase pencapaian ketahanan keluarga yang paling lebar adalah pada ketahanan psikologis (24 – 100); 2) diantara ketiga ketahanan keluarga (fisik, social, psikologis), ketahanan social memiliki nilai rata-rata yang paling tinggi sementara ketahanan fisik memiliki rata-rata prosentase pencapaian yang paling rendah; 3) tidak ada contoh yang mencapai prosentase tertinggi (100%) pada ketahanan fisik; 4) sebagian besar contoh (86%) masih tergolong memiliki ketahanan keluarga rendah (cut of point 80 %); 5) diantara ketiga ketahanan keluarga, persentase terbesar contoh memiliki ketahanan fisik yang rendah (85%); 6) rendahnya ketahanan fisik contoh umumnya diimbangi dengan ketahanan sosial tinggi (79%)
Praktek pengasuhan anak yang dilakukan ibu beragam. Praktek pengasuhan penerimaan dan kehangatan bersifat kontinuum, dimana selain telah melakukan item pengasuhan berdimensi penerimaan dan kehangatan (warmth dimension) masih banyak ibu yang melakukan praktek pengasuhan yang bersifat neglect/indefference, hostility/aggression, juga undifferentiated rejection. Masing-masing hampir dari setengahnya ibu (51%) masih mempraktekkan gaya pengasuhan arahan (51%) dan gaya pengasuhan emosi (53%) yang kurang memadai. Lingkungan pengasuhan contoh sangat bervariasi, namun lingkungan pengasuhan pada kelompok anak 0-3 tahun lebih rendah dibandingkan untuk anak 3-6 tahun. Seluruh item lingkungan pengasuhan anak usia 0-3 tahun terkategori rendah, terutama dalam penyediaan mainan anak. Lingkungan pengasuhan anak usia 3-6 tahun mengalami perbaikan seiring meningkatnya peran TPA (tempat penitipan anak) di perkebunan dalam menstimulasi bahasa dan akademik anak.
Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar atau prosentase terbesar contoh tergolong memiliki status gizi normal pada ukuran BB/TB (85.2%) dan BB/U (78.2%), kecuali pada TB/U (40%) dimana prosentase terbesar (53%) tergolong pendek/stunting. Terdapat 21.8% contoh yang tergolong gizi kurang dan buruk berdasarkan BB/U dan 9.2 % berdasarkan BB/TB, namun terdapat 5.6% contoh dengan status gizi lebih untuk BB/TB dan 3% untuk TB/U.
Perkembangan anak dibagi kedalam empat dimensi yaitu motorik, komunikasi, kecerdasan, dan sosial. Gambaran perkembangan anak pada keempat dimensi tersebut dan menurut enam kelompok umur contoh (usia 0-6 tahun) tidak menunjukkan pola yang khas. Pada perkembangan sosial dan perkembangan kecerdasan, hampir setara antara contoh yang terkategori baik dan kurang. Semnatra pada perkembangan komunikasi persentase terbesar (65.4%) contoh terkategori baik dan hal sebaliknya pada perkembangan motorik dimana 60% contoh terkategori perkembangannya kurang.
Eksploratory factor analysis yang dilakukan terhadap semua sub-variabel menguatkan pengelompokkan masing-masing sub-variabel bergabung kepada variabel induknya. Hal tersebut dikonfirmasi oleh confirmatory factor analysis dengan nilai GFI (Goodness of Fit Index) yang baik. Tingkat kecukupan protein dapat mewakili tingkat kecukupan energi karena nilai korelasi yang sangat tinggi. Terdapat hubungan erat dan positif antara ketahanan keluarga dengan pengasuhan anak (berbagai dimensi); antara pengasuhan dengan status gizi, dan antara pengasuhan dengan perkembangan anak. Dengan menempatkan dua kelompok observed variable status gizi (kelompok BB/TB dan BB/U dan kelompok tingkat kecukupan protein, Vit-A, Vit-C, dan FE), hasil analisis mengkonfirmasi dua model (linear structural relationship) pengaruh ketahanan keluarga dan pengasuhan anak terhadap status gizi dan perkembangan anak dengan nilai GFI/AGFI masing-masing adalah 0.97/0.95 untuk model-1 dan 0.90/0.86 untuk model-2. Hal tersebut menunjukkan bahwa model yang dianalisis sesuai dengan keragaan data yang dikumpulkan
Posted by
i_bo@rocketmail.com
at
9:28 PM
0
comments
Labels: Tugas Kuliah
Friday, May 29, 2009
LEMAK DAN MINYAK
PENDAHULUAN
Lemak merupakan sumber kalori yang tinggi dibandingkan dengan protein dan karbohidrat. Lemak yang dioksidasi secara sempurna dalam tubuh akan menghasilkan 9,3 kalori setiap 1 gram lemak, sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan 4,1 dan 4,2 kalori untuk 1 gramnya. Lemak atau minyak yang ditambahkan kedalam bahan pangan harus memenuhi persyaratan dan sifat-sifat tertentu yang berhubungan dengan mutu dan cita rasanya.
Mutu minyak atau lemak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain proses pengolahan, penanganan, penyimpanan, dan penggunaan lemak. Perubahan ini dipengaruhi oleh susunan kimia dari lemak, struktur dan komposisi serta fisik lemak dan minyak.
Berdasarkan sumbernya minyak dan lemak dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu lemak berasal dari hewani (lemak hewan) yaitu berasal dari sapi, domba, dan hewan-hewan laut seperti sarden, tuna, dan sebagainya. Lemak nabati yaitu lemak yang berasal dari tanaman meliputi jenis tanaman palmae seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan yang berasal dari jenis kacang-kacangan seperti kacang kedelai, kacang tanah dan juga dari jenis serealia seperti gandum, beras manis minyak dari tumbuhan lainnya seperti minyak biji kapas, bunga matahari, minyak jambu mente, lemak tengkawang dan lemak coklat. Keragaman jenis bahan baku akan mempengaruhi keragaman sifat kimia, sifat fisik dan minyak tersebut.
Lemak dan minyak merupakan zat gizi penting untuk menjaga kesehatan manusia. Selain itu, lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Sumbangan energi per gram lemak, protein, dan karbohidrat masing-masing 9,4 dan 4 kkal 3(1).
Mentega dan margarin tergolong lemak yang siap dikonsumsi tanpa dimasak (edible fat consumed uncooked). Keduanya memiliki fungsi sama, yaitu sebagai sumber energi, meningkatkan daya terima makanan, membentuk struktur, serta memberikan cita rasa yang enak. Namun, ada perbedaan mendasar pada kedua produk tersebut. Mentega merupakan produk alami susu. Pembuatannya dengan mengocok dan mengguncangkan krim susu, hingga tercapai keadaan semipadat. Margarin umumnya dibuat dari minyak nabati. Kedua jenis bahan pangan ini merupakan emulsi dengan tipe yang sama, yaitu fase air yang berada dalam fase minyak (water in oil). Sebagian dari kita menghindari mentega dan margarin karena takut pada kandungan lemaknya. Padahal, banyak zat gizi lain yang terdapat pada bahan makanan itu. Selain vitamin A dan D, juga terdapat zat besi, fosfor, natrium, kalium serta omega-3 dan omega-6 4(1).
Minyak sawit dengan Derivat Super Olein pada mulanya dikenal dengan nama Tropical Oil, biasa digunakan sebagai minyak sayur atau minyak goreng. Selain itu juga menjadi bahan pembuatan margarin yang biasa dioleskan pada roti tawar, shortening untuk pembuatan roti dan biskuit, dan sebagai bahan baku deep frying oil yang banyak digunakan untuk menggoreng di restoran fast food(1).
Pada pembuatan mentega dan margarin, penambahan emulsifier berfungsi untuk (1) mengurangi daya percik produk apabila digunakan untuk menggoreng karena air yang ada di dalam produk diikat oleh lemak, (2) memperpanjang daya simpan, sebab produk dinyatakan rusak apabila terjadi pemisahan komponen lemak dan air, (3) memperkeras tekstur agar tidak meleleh pada suhu kamar, dan (4) mempertinggi titik didih untuk memenuhi tujuan penggorengan (2).
Jenis minyak sawit jadi terkenal saat memasuki pasaran dunia, khususnya Amerika, dan merupakan ancaman bagi petani dan industri kedelai yang juga menghasilkan minyak sayur. Petani kedelai Amerika mulai panik karena minyak sawit dengan harga murah mempunyai mutu yang tidak kalah dengan minyak kedelai. Saat itulah minyak sawit dituduh dan dikatakan identik dengan saturated fat atau dengan asam lemak jenuh tinggi, yang mempunyai efek meningkatkan kolesterol darah. Padahal, kandungan asam lemak jenuh dan kandungan asam lemak tidak jenuh dalam minyak sawit sebanding dan sangat menguntungkan, yang justru menurunkan kolesterol darah(2).
Minyak atas lemak berdasarkan bentuk atau konsistensinya. Minyak berbentuk cair pada suhu ruang, sedangkan lemak berbentuk padat atau semi padat. Sifat fisik lemak yang penting antara lain warna, flavor, berat jenis, turbidy point. Sifat fisik ini penting diketahui untuk mengenal jenis dan lemak serta untuk mnegtahui adanya kerusakan atau pemalsuan minyak atau lemak(2).
Warna minyak yang ada ditimbulkan oleh pigmen atau komponen tertentu baik yang terdapat secara alamiah maupun sengaja ditambahkan pada saat proses pembuatan minyak atau lemak. Warna kuning atau orange ditimbulkan karena ada karoten yang larut dan warna hijau ditimbulkan karena ada komponen klorofil. Warna minyak yang menyimpang (misalnya menjadi gelap, keruh atau coklat) disebabkan sifat fisik lemak atau minyak ditentukan juga oleh susunan jenis asam lemak yang terdapat pada minyak atau lemak. Minyak sawit mengandung komponen aktif yang sangat berguna bagi kesehatan dari bayi sampai orang dewasa. Secara alami minyak sawit merupakan sumber asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA = Mono Unsaturated Fatty Acid) dan asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA = Poly Unsaturated Fatty Acid). Selain itu, kandungan zat gizi mikro dalam minyak sawit sangat beragam jenisnya, yang berguna untuk tubuh dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal(3).
Karoten berupa karotenoid pro-vitamin A yang terdapat dalam minyak sawit merupakan anugerah alam yang dikenal sebagai komponen aktif. Karoten terdiri dari tiga jenis yaitu alfa, beta dan gama karoten. Yang paling dominan dan banyak jumlahnya dalam minyak sawit adalah beta karoten. Beta karoten adalah pro-vitamin A, yang kegunaannya dalam tubuh untuk berbagai keperluan. Beta karoten baik bagi pertumbuhan, mencegah kebutaan, untuk reproduksi pemeliharaan sel epitel dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai macam penyakit. Selain itu, karoten juga sangat baik untuk kesehatan kulit. Karoten juga berfungsi sebagai antioksidan. Karotenoid non pro-vitamin A maupun Karotenoid pro-vitamin A berfungsi sebagai antioksidan, yang berperan dalam mencegah timbulnya penyakit kanker, mencegah proses penuaan terlalu dini, dan mengurangi terjadinya penyakit degeneratif lainnya(3).
Salah satu dari teori penyebab kanker adalah terjadinya mutasi sifat sel yang diduga disebabkan oleh adanya radikal bebas. Karotenoid pro-vitamin A dan karotenoid non pro-vitamin A sudah dilaporkan mampu bertindak sebagai pemusnah radikal bebas yang dihasilkan pada proses metabolisme dalam tubuh. Sudah terbukti bahwa karotenoid sangat efisien dalam menetralisir radikal oksigen dan efek peroksida lain serta mengurangi peluang terbentuknya sel kanker(1).
Sebagian besar lemak dan minyak dalam alam terdiri 98%-99% trigliserida. Trigliserida adalah ester gliserol, suatu alkohol trihidat dan asam lemak yang tepatnya disebut trisilgliserol. Bila ketiga asam lemak di dalam trigliserida sederhana; bila berbeda dinamakan trigliserida campuran. Contoh trigliserida sederhana lemak tristearin. Bila suatu asam lemak bergabung dengan gliserol,maka lemak tersebut dinamakan monogliserida dan bila dua, disebut digliserida(3).
Berat jenis lemak lebih rendah daripada air, oleh karena itu mengapung ke atas dalam campuran air dan minyak atau cuka dan minyak. Sifat fisik trigliserida ditentukan oleh proporsi dan struktur kimia asam lemak yang membentuknya. Titik cair, dengan deminkian tingkat kepadatannya meningkat dengan bertambah panjangnya rantai asam lemak dan tingkat kejenuhannya. Semakin banyak mengandung asam lemak rantai pendek dan ikatan tidak jenuh, semakin lunak dan cair lemak tersebut. Sebaliknya, semakin banyak mengandung asam lemak –jenuh rantai panjang, seperti asam palmitat (C 16:0) dan asam stearat (18:O) yang terdapat pada lemak hewan, semakin padat lemak tersebut. Sifat trigliserida juga ditentukan oleh posisi ω (omega) dan posisi asam lemak pada molekul gliserol(4).
Lemak dan minyak merupakan sumber energy paling padat, yang menghasilkan 9 kkalori untuk tiap gram, 21/2 kali lebih besar energy yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama(4).
Sebagai simpanan lemak, lemak merupakan cadangan energy tubuh paling besar. Simpanan ini berasal dari konsumsi berlebihan salah satu atau kombinasi zat-zat energy : karbohidrat,lemak, dan protein. Lemak tubuh pada umumnya disimpan sebagai berikut: 50% di jaringan hewan bawah kulit (subkutan), 45% di sekeliling organ dalam rongga perut, dan 5% di jaringan intramuskuler(4).
Lemak mengandung vitamin larut lemak tertentu. Lemak susu dan minyak ikan laut tertentu mengandung vitamin A dan D dalam jumlah berarti. Hampir semua minyak nabati merupakan sumber vitamin E. Minyak kelapa sawit mengandung banyak karetinoid (provitamin A). Lemak membantu transportasi dan absorpsi vitamin larut lemak yaitu A, D, E, dan K (4).
Bahwa kadar kolesterol darah yang meningkat berpengaruh tidak baik untuk jantung dan pembuluh darah telah diketahui luas oleh masyarakat. Namun ada salah pengertian, seolah-olah yang paling berpengaruh terhadap kenaikan kolesterol darah ini adalah kadar kolesterol makanan. Sehingga banyak produk makanan, bahkan minyak goring diiklankan sebagai nonkolesterol(4).
Faktor makanan yang paling berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah, dalam hal ini Low Density Lipoprotein/LDL, adalah lemak total, lemak jenuh dan energy total. Dengan mengurangi lemak total dalam makanan, jumlah energy total akan ikut berkurang. Jenis lemak yang dikurangi ini hendaknya lemak jenuh. Kolesterol makanan sebetulnya hanya sedikit meningkatkan kolesterol makanan, tergantung jumlah kolesterol darah menurut prioritas adalah jumlah lemak, lemak jenuh dan kolesterol(5).
Kenaikan trigliserida dalam plasma (hipertrigliserida) juga dikaitkan dengan terjadinya penyakit jantung koroner. Kadar trigliserida plasma banyak dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat makanan dan kegemukan(5).
Konsumsi lemak akhir-akhir ini juga dikaitkan dengan penyakit kanker. Hal yang berpengaruh adalah jumlah lemak dan mungkin asam lemak-tidak jenuh ganda tertentu yang terdapat dalam minyak sayuran(5).
Asam lemak omega-3 ternyata berpengaruh baik terhadap kesehatan. Hal ini pertama kali ditemukan pada penduduk asli Alaska, walaupun makanannya mengandung banyak energy, banyak lemak, dan banyak kolesterol, ternyata bebas dari penyakit jantung koroner atau ateroklerosis. Makanan mereka terutama adalah ikan laut dalam yang kaya akan lemak omega-3, terutama EPA dan DHA(5).
Asam lemak omega-3 diduga dapat pula mencegah pencegah penyakit kanker, menghambat kecepatan perkembangannya serta menurunkan kecepatan pertumbuhan, ukuran dan jumlah sel kanker . Asosiasi Jantung Amerika menganjurkan makan ikan 2-3 kali seminggu. Suplemen berupa minyak ikan tidak dianjurkan. Kebanyakan mengkonsumsi minyak ikan dapat menyebabkan perdarahan atau menghambat penyembuhan luka. Suplemen minyak ikan dibuat dari hati ikan yang mungkin tercemar dengan bahan-bahan toksik berasal dari pestisida, logam berat dan bahan pencemar lain(5).
DAFTAR PUSTAKA
1. Tim Pengajar. Pedoman Praktikum Ilmu Bahan Makanan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas. Makassar. 2008.
2. Muchtadi, Tien R dan Sugiyono. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. Bogor. 1992.
3. Buckle, K.A. dkk. Ilmu Pangan. Jakarta. Universitas Indonesia – Press. 1987.
4. Winarno, F.G. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.1997.
5. Hadju, Veni. Gizi Dasar. Ujung Pandang. Jurusan Gizi Universitas Hasanuddin Fakultas Kesehatan Masyarakat.1997.
Posted by
i_bo@rocketmail.com
at
6:34 PM
0
comments
Labels: Tugas Kuliah
Wednesday, May 27, 2009
ASPEK PEMASARAN
TOPIK : “ Perencaanan Bisnis Keripik Singkong Berlapis Coklat Dengan Analisis Aspek Pemasaran “
OLEH : BOHARI
A. Alasan Pemilihan Bisnis Keripik Singkong
Sebagian penduduk di Gowa banyak yang bercocok tanam dan bekerja sebagai petani, kebanyakan dari mereka adalah bercocok tanam utamanya singkong. Hal ini menunjang untuk membuka bisnis keripik singkong di kota Makassar.
Disamping alasan diatas saat ini para konsumen dari luar kota dalam memberi kripik singkong belum dapat dipenuhi oleh industri yang saat ini ada, sehingga sering terjadi para konsumen kesulitan mendapat singkong yang diharapkan. Kemudian, agar keripik singkong yang saya buat memiliki perbedaan dengan keripik singkong yang lain, maka saya berencana membuat keripik singkong yang dilapisi coklat agar terlihat menarik. Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa bisnis keripik singkong masih sangat memungkinkan buat saya untuk memulai bisnis ini.
B. Analisis Aspek Pemasaran
ORIENTASI PEMASARAN
Konsep Produksi
Bahan baku dari keripik singkong adalah singkong yang didapatkan di daerah saya yaitu Kabupaten Gowa, kemudian keripik ini diproduksi dalam jumlah besar dan tersebar di semua pasar, baik pasar tradisional dan swalayan di Makassar.
Konsep Produk
Produk dari bisnis ini adalah keripik singkong, tapi terdapat perbedaan dengan keripik singkong yang selama ini dijual, saya berencana untuk membuat keripik singkong yang dilapisi coklat agar kelihatan menarik dan memberikan rasa yang berbeda. Tentunya ini saya lakukan supaya produk saya bernilai dan bermutu serta disukai oleh konsumen. Ini adalah salah satu jenis keripik singkong yang akan saya promosikan dan akan terus mengembangkan demi kepuasan pelanggan dan menghindari kebosanan.
Kemudian, bentuk kemasan dari keripik singkong berlapis coklat ukurannya sedang dan menggunakan plastic tembus pandang.
Konsep Penjualan
Bentuk promosi dari keripik singkong berlapis coklat yaitu mencoba menarik perhatian dan memperkenalkan produk baru saya kepada konsumen dengan cara membagi-bagikannya secara gratis. Kemudian, saya akan menilai respon dari konsumen yang telah mencoba keripik singkong berlapis coklat dengan menanyakan apakah konsumen puas dan senang dengan produk saya. Jika belum, berarti ada yang perlu dibenahi dalam proses produksi keripik singkong berlapis coklat. Tapi, saya yakin, produk ini akan laku.
Konsep Pemasaran
keripik singkong berlapis coklat ini akan memberi kepuasan tersendiri kepada konsumen untuk selanjutnya membeli produk ini. Tentunya agar hal tersebut dapat tercapai, maka ada beberapa yang perlu diperhatikan, misalnya menjaga mutu dan kualitas dari produk ini, memberi pelayanan prima kepada konsumen saat membeli produk ini, produk ini mudah didapat, harganya terjangkau, dll.
PERENCANAAN DALAM PEMASARAN
Sasaran Pemasaran
Keuntungan
Hasil penjualan keripik singkong berlapis coklat bisa memberi keuntungan besar buat saya, karena saya akan menjualnya dengan harga yang terjangkau, mudah didapat, mudah dibawa serta menjadi kebutuhan konsumen sebagai makanan cemilan utama dirumah, dikantor, dijalan, dan dimana saja, karena keripik singkong berlapis coklat memiliki nilai gizi tinggi utamanya sebagai sumber energi (singkong=karbohidrat) dan penenang ketika sedang stress (coklat).
Volume Penjualan
Rencana awal dari banyaknya keripik singkong berlapis coklat yang akan diproduksi masih kecil, karena bisnis ini masih termasuk industri rumah tangga.
Pangsa Pasar
keripik singkong berlapis coklat ini memiliki pangsa pasar yang luas, karena saya akan menjualnya dimana-mana, artinya bisa di pasar tradisional, swalayan, terminal, di kantin sekolah, toko besar dan kecil.
Strategi Pemasaran
Segmentasi pasar
Pemasaran keripik singkong berlapis coklat ini masih meliputi wilayah perkotaan yaitu kota makassar, dan produk ini bisa dinikmati oleh siapa saja (anak-anak, orang tua, pendapatan tinggi atau rendah, semua agama, kelas social), bisa juga menjadi trend bagi siapa saja yang mengkonsumsinya, serta bisa dinikmati kapan saya, karena produk ini termasuk makanan cemilan atau selingan, bagi mereka yang belum sempat makan pagi, siang, dan malam.
Target Pasar
Untuk target pasar, saya berencana menggunakan strategi pemasaran dengan teknik Spesialisasi Produk dan Cakupan Seluruh Pasar. Artinya bahwa, produk yang akan saya produksi Cuma keripik singkong berlapis coklat yang sehat dan nyaman, kemudian produk ini bisa dijual kepada seluruh pasar yang ada di kota makasssar.
Taktik Pemasaran
Mengingat bahwa keripik singkong berlapis coklat ini memiliki perbedaan dengan keripik singkong yang lain, maka saya akan melakukan taktik pemasaran yaitu:
1. Produk, keripik singkong yang akan saya buat adalah keripik singkong berlapis coklat, sehingga berbeda dengan keripik singkong yang lain.
2. Harga, keripik singkong berlapis coklat ini harganya mudah dijangkau oleh semua pelanggan, dan penentuan harga ini berdasarkan pada biaya produksi ditambah mark-up sekitar 10 %.
3. Distribusi, Pendistriusian keripik singkong berlapis coklat disamping diambil para pedagang, saya juga akan menggirimkan langsung pada pasar sasaran dengan cara mengantar ke toko-toko makanan dan swalayan pada pasar sasaran.
4. Promosi, yang dilakukan untuk mengenal produk tersebut adalah dengan promosi pada penjual makanan di pasar atau ditoko-toko.
Nilai Pemasaran
Produk keripik singkong berlapis coklat akan dibuat dengan cara-cara khusus dalam pengolahannya agar sulit/tidak mudah ditiru oleh orang lain, dan memiliki keunikan tersendiri.
Keripik singkong berlapis coklat punya kelebihan dibandingkan dengan keripik singkong yang lain yaitu dilapisi dengan coklat pilihan agar mempunyai cita rasa yang khas, enak, dan nyaman.
Pelayanan yang dapat diberikan kepada konsumen berkaitan dengan produk ini adalah pelayanan yang dimulai jauh sebelum tatap muka langsung dengan pelanggan, cepat tanggap bila terjadi kelalaian, jaminan kemanan dalam mengkonsumsinya serta proses pengolahannya yang higenis, bersikap ramah dan emphatic kepada pelanggan.
C. Analisis Aspek Operasional
Desain Produksi
Untuk meningkatkan output maka selalu mengamati perkembangan teknologi dan riset produk atau uji coba produk. Pertimbangan utama penentuan lokasi usaha adalah ketersediaan bahan baku untuk proses produksi.
Luas usaha yang akan dikembangkan adalah kapasitas 1 (satu) kwintal kripik singkong jadi perhari. Pola usaha yang dikembangkan adalah pola produksi kontinyu sehingga setiap waktu selalu menghasilkan kripik singkong tanpa terpengaruh waktu dan musim.
Proses produksi sederhana meliputi singkong dikupas selanjutnya diiris diberi campuran aroma selanjutnya digoreng atau dioven, dan diberi lapisan coklat pada tingkat kekeringan yang disyaratkan selanjutnya dibungkus.
D. Analisis Aspek Sumber Daya Manusia
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk perusahaan ini terdiri dari 3 orang pegawai kantor untuk administrasi dan marketing, 3 orang petugas lapangan, 5 orang bertugas memasak dan menggorang, disamping itu ada 35 orang pekerja borongan yang mengelupas singkong, mencetak dan mengemas. Untuk meningkatkan keterampilan karyawan perlu ditambah bekal keterampilan dengan mengikuti kepelatihan-pelatihan.
Agar karyawan betah bekerja diberi asuransi kesehatan biaya rawat jalan jika berobat dan bantuan 50% biaya rawat inap jika opname dikelas III. Sejak masuk karyawan sudah menandatangani kontrak perjanjian yang berisi hak dan kewajiban termasuk sanksi pelanggaran.
Posted by
i_bo@rocketmail.com
at
1:31 AM
0
comments
Labels: Tugas Kuliah
Friday, May 22, 2009
Jawaban Ujian Pato 2
oleh bohari
A. SISTEM PERNAPASAN
1. 3 STADIUM FISIOLOGI PERNAPASAN
- VENTILASI : masuknya campuran gas-gas ke dalam dan keluar paru-apru
- Transportasi :
- Difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru
- Distribusi darah dalam sirkulasi pulmonal dan penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam alveoulus
- Reaksi kimia dan fisik antara C02 dan O2 dengan darah
- Respirasi sel/interna : merupakan stadium akhir yaitu saat zat-zat dioksidasi untuk mendapatkan energi dan CO2 yang terbentuk sebagai sampah metabolisme sel dikeluarkan oleh paru-paru.
2. Volume dan Kapasitas Pernapasan
- Volume tidal : jumlah udara yang diinspirasi atau diekspirasi pada setiap kali bernapas
- Volume cadangan inspirasi : jumlah udara yang diinspirasi secara paksa sesudah ekspirasi voleme tidal normal
- Volume cadangan ekspirasi : jumlah udara yang ekspirasi secara paksa sesudah inspirasi volume tidal normal.
- Volume residu : jumlah udara yang tertinggal dalam paru sesudah ekspirasi paksa
- Kapasitas paru total : jumlah udara maksimum yang dapat dimasukkan ke dalam paru sesudah inspirasi
- Kapasitas vital : jumlah udara maksimal yang dapat diekspirasi sesudah inspirasi
- Kapasitas inspirasi : jumlah udara maksimal yang dapat diinspirasi sesudah ekspirasi.
B. SISTEM GINJAL
1. Fungsi Ekskresi dan Non-Ekskresi Ginjal
- Ekskresi
- Mempertahankan osmololitas plasma sekitar 285 mOsmol dengan mengubah sekresi air.
- Mempertahankan voleme ECF dan tekanan darah dengan mengubah-ubah eksresi Na+
- Mempertahankan konsentrasi plasma masing-masing elektrolit individu menjadi normal
- Non-Ekskresi
- Mensintesis dan mengaktifkan hormon, misalnya renin untuk pengaturan tekanan darah, eritropoetin untuk merangsang produksi sel darah merah oleh sumsum tulang belakang.
2. Diet Penyakit Gagal Ginjal Kronik
- Diet rendah protein, (0,4-0,8 gram/kg BB) bisa memperlambat perkembangan gagal ginjal kronis.
- Tambahan vitamin B dan C diberikan jika penderita menjalani diet ketat atau menjalani dialisa.
- Kadang asupan cairan dibatasi untuk mencegah terlalu rendahnya kadar garam (natrium) dalam darah.
- Asupan garam biasanya tidak dibatasi kecuali jika terjadi edema (penimbunan cairan di dalam jaringan) atau hipertensi.
C. SISTEM SARAF
1. Evaluasi Fungsi Sistem Saraf
- Pemeriksaan mental, meliputi tingkat kesadaran, fungsi serebral
- Pemeriksaan bahasa dan bicara
- Pemeriksaan saraf kranial
- Pemeriksaan fungsi motorik
- Pemeriksaan fungsi sensorik
- Refleks regangan otot
2. Diet pada perdarahan di otak
D. SISTEM REPRODUKSI
ANAMNESI PROSTAT
Gejala klinis yang timbul berupa LUTS ( Lover Urinary Tract Symtoms ) yaitu :
1. Iritatif
o Nochturia, kencing malam hari > 1x
o Frekuensi, kencing > 8x
o Urgency rasa terdesak ingin kencing
2. Obstructive
o Pancaran kencing lemah
o Harus mengedan saat kencing
o Rasa tidak lampias setelah kencing
o Harus menunggu bila ingin kencing
Pemeriksaan yang akan dilakukan :
• Riwayat penyakit, dokter akan menilai ringan beratnya penyakit dengan menggunakan scoring
• Pemeriksaan colok dubur, untuk menilai perkiraan besarnya prostat dan deteksi dini adanya kanker prostat
• Transrectal Ultrasound, mengukur volume prostat secara lebih akurat, dan melihat adanya tanda-tanda kanker prostat
• Uroflowmetry, pemeriksaan pancaran kencing untuk melihat sampai sejauh mana sumbatan saluran kemih akibat pembesaran prostat
DIET BAGI PENDERITA KANKER PROSTAT
- Kurangi konsumsi lemak
Diet tinggi lemak diketahui terkait dengan kanker prostat. Jadi, batasi konsumsi lemak anda dan mulailah perbanyak konsumsi buah, sayur, dan serat yang dapat membantu menurunkan risiko kanker prostat.
- Berolahraga dengan teratur
Secara umum, berolah raga dengan teratur dapat menurunkan risiko terkena kanker, termasuk kanker prostat. Olah raga terbukti memperkuat sistem daya tahan tubuh, memperbaiki sirkulasi darah, dan mencegah obesitas.
E. SISTEM ENDOKRIN
ANANMESI PENDERITA DM
Gejala khas yang umum dirasakan penderita diabetes adalah lebih sering buang air kecil terus pada malam hari (poliuria), sering merasa haus (polidipsia), dan sering merasa lapar walaupun sudah makan (polifagia).
Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan gula darah puasa mencapai level 126 mg/dl atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah puasa (minimal 8 jam) mencapai level 180 mg/dl. Sedangkan pemeriksaan gula darah yang dilakukan secara random (sewaktu) dapat membantu diagnosa diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih lagi bila dia atas 200 mg/dl.
DIET BAGI PENDERITA DM
- Kebutuhan kalori disesuaikan dengan kelainan metabolik, umur, berat badan, tinggi badan, dan aktivitas tubuh.
- Jumlah hidrat arang disesuaikan dengan kesanggupan tubuh dalam menggunakan tubuh dalam menggunakannya.
- Cukup protein, mineral, vitamin didalam makanan
- Bahan Makanan Yang Harus Di Batasi
- Sumber hidrat arang kompleks seperti nasi, lontong, roti, ubi, singkong, mie, bihun, macaroni dan makanan lain yang dibuat dari tepung-tepungan.
- Bahan Makanan Yang Harus Di hindari
- Gula murni dan makanan yang diolah dengan gula murni, seperti gula pasir, gula jawa, gula-gula dodol, coklat, jam, madu, sirup, coca-cola, susu kental manis, es krim, kue-kue manis, coke, tarcis, buah dalam kaleng, dendeng, abon, kecap, dan lain-lain.
F. SISTEM DERMATOLOGI
MEKANISME TERJADINYA ACNE VULGARIS
- peradangan kronis dari folikel pilocebaceous (salah satu kelenjar pada kulit), disertai penyumbatan dan penimbunan keratin, ditandai dengan adanya komedo, pustula, nodula, dan kista. Pada acne dapat timbul komedo (sumbatan bahan tanduk dalam unit pilosebaseus); papula (komedo tertutup yang pecah); pustula (bentukan padat yang mengalami perlunakan pada puncaknya, dengan mengeluarkan nanah), nodul (dari komedo tertutup–penonjolan pada kulit yang lebih besar dari papula), dan jaringan parut.
DIET PENDERITA ACNE
Pengobatan secara umum meliputi : mencuci muka dengan sabun dua kali sehari–jangan berlebihan; menghindari pemakaian kosmetika yang berlebihan, menghindari makan kacang, coklat, minyak, mentega, dll (meskipun beberapa penelitian tidak menemukan korelasi antara makanan dan timbulnya acne). Untuk pengobatan berupa salep maupun antibiotika sebaiknya menghubungi dokter.
Posted by
i_bo@rocketmail.com
at
5:38 PM
0
comments
Labels: Tugas Kuliah
Sunday, May 3, 2009
prinsip-prinsip pembelajaran
Topik : Penyuluhan Kesehatan dengan menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran
Prinsip-prinsip Pembelajaran
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan.
Adapun prinsip-prinsip belajar yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu penyuluhan kesehatan adalah sebagai berikut:
• Perhatian dan Motivasi
Proses belajar atau penyuluhan tidak akan terjadi tanpa perhatian dari peserta. Perhatian dapat dibangkitkan dengan penggunaan media dan metode pembelajaran atau penyuluhan yang bervariasi. Hal tersebut memunculkan motivasi pada diri peserta.
Motivasi sangat berperan dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah kondisi dalam diri individu yang mendorong seseorang berbuat (belajar). Motivasi berkaitan dengan minat. Orang yang memiliki minat terhadap sesuatu akan tumbuh motivasi untuk mempelajari seseuatu itu. Motivasi dapat bersifat internal yaitu datang dari diri sendiri dan bersifat eksternal yaitu motivasi tumbuh karena pengaruh dari luar.
• Keaktifan
Secara psikologis setiap manusia mempunyai dorongan untuk berbuat sesuai inspirasinya. Belajar tidak dapat dipaksaan dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi bila orang mengalaminya sendiri. Belajar menyangkut apa yang harus dikerjakannya untuk dirinya sendiri, inisiatif belajar harus datang dari dalam diri peserta.
Orang dewasa belajar tidak hanya menerima, menyimpan informasi tetapi juga mentransformasikannya. Orang belajar memiliki sifat aktif, konstruksif dan mampu merencanakan sesuatu. Peserta diklat mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Dalam proses belajar peserta mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisi, menafsirkan, menarik kesimpulan, mengadopsi, dan mengambil keputusan.
Prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu merupakan manusia belajar yang selalu aktif untuk ingin tahu. Keaktifan terlihat baik berupa kegiatan fisik seperti membaca, menulis, mendengar, berlatih, dan lain-lain, maupun kegiatan psikis seperti menggunakan pengetahuan dalam memecahkan masalah, membandingkan suatu konsep, menganalisis, mensisntesis, menilai, merefleksi, merasakan, dan lain-lain. Belajar harus dilakukan secara aktif baik individu maupun kelompok.
• Keterlibatan Langsung
Belajar paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Belajar dengan prinsip ini, peserta tidak sekedar mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Orang belajar naik sepeda yang paling baik langsung diberi sepedanya untuk dapat dinaiki. Belajar bersepeda tidak dapat melelui modul dan diceramahi. John deway mengungkapkan Learning by doing. Belajar harus dilakukan dan dialami secara langsung.
• Pengulangan
Prinsip belajar yang tidak kalah penting adalah mengulang-ulang. Mengulang-ulang suatu materi pelajaran merupakan latihan untuk mengembangkan daya-daya dalam diri individu. Daya-daya itu ialah inteligensi, mengamati, menanggapi, mengingat, menghayal, merasakan, berpikir, dan lain-lain. Ibarat mengasah pedang yang terus menerus menjadi tajam. Air yang beratus tahun menetes pada batu, batu itupun akan berlubang. Orang hafal do’a, lagu bahkan sebuah kitab suci adalah hasil mengulang dan mengulang.
Teori psikologi asosiasi yang dipelopori “Thorndike” yang mengatakan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respon yang benar. Namun demikian tidak semua bentuk belajar dapat dilakukan dengan pengulangan.
• Tantangan
Dalam situasi belajar orang akan menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut selalu ada hambatan yang dapat diatasi dengan mempelajari bahan ajar. Apabila tujuan sudah tercapai maka akan menetapkan tujuan baru, demikian terus menerus sehingga terjadi belajar yang terus menerus. Untuk itu agar dapat memberi tantangan yang lebih besar kepada peserta didik perlu penggunaan metode eksperimen, inkuiri, dan lain-lain.
• Balikan dan Penguatan
Peserta akan belajar lebih serius manakala mengetahui hasil belajarnya memuaskan. Hal tersebut akan menjadi penguatan untuk belajar lebih serius lagi. Penguatan belajar yang disebabkan hasil yang memuaskan disebut penguatan positif.
Selain itu penguatan belajar dapat disebabkan oleh rasa cemas karena hasil belajar yang jelek. Misalnya dapat nilai terendah. Penguatan ini disebut penguatan negatif. Baik penguatan positif maupun penguatan negatif akan mendorong peserta untuk belajar.
• Perbedaan Individual
Setiap peserta diklat memiliki karakteristik mental yang berbeda-beda. Kondisi seperti ini menyebabkan setiap peserta diklat memiliki variasi kecepatan belajar yang tidak sama. Kesadaran akan hal tersebut akan mendorong peserta untuk menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya.
PENJELASAN
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan.
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat.
Tujuan pendidikan kesehatan adalah (Effendy, 1998) :
1) Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
2) Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
3) Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyuluhan kesehatan.
Hal yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah :
1. Tingkat Pendidikan.
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.
2. Tingkat Sosial Ekonomi.
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam menerima informasi baru.
3. Adat Istiadat.
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4. Kepercayaan Masyarakat.
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang - orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.
5. Ketersediaan Waktu di Masyarakat.
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan. Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah ( Notoatmodjo, 2002 ) :
1) Metode Ceramah
Adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan.
2) Metode Diskusi Kelompok
Adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5 – 20 peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.
3) Metode Curah Pendapat
Adalah suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing – masing peserta, dan evaluasi atas pendapat – pendapat tadi dilakukan kemudian.
4) Metode Panel
Adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin.
5) Metode Bermain peran
Adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atu lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.
6) Metode Demonstrasi
Adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.
7) Metode Simposium
Adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.
8) Metode Seminar
Adalah suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya.
Dengan demikian dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah – langkah dalam penyuluhan kesehatan masyarakat dan berlandaskan pada prinsip-prinsip pembelajaran, karena sesungguhnya penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan pembelajaran dari seorang penyuluh kepada masyarakat yaitu sebagai berikut:
1) Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat.
2) Menetapkan masalah kesehatan masyarakat.
3) Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan kesehatan masyarakat.
4) Menyusun perencanaan penyuluhan
5) Menetapkan tujuan
6) Penentuan sasaran
7) Menyusun materi / isi penyuluhan
8) Memilih metoda yang tepat
9) Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan
10) Penentuan kriteria evaluasi.
11) Pelaksanaan penyuluhan
12) Penilaian hasil penyuluhan
13) Tindak lanjut dari penyuluhan
Posted by
i_bo@rocketmail.com
at
11:59 PM
0
comments
Labels: Tugas Kuliah