Friday, May 8, 2009

GIZI & KANKER

Penurunan Berat Badan
Biasanya penyebab penurunan berat badan dapat diklasifikasikan menjadi lima macam penyebab: asupan makanan yang kurang memadai gangguan, absorpsi usus (malabsorpsi), penggunaan nutrien yang abnormal, peningkatan kebutuhan gizi, dan peningkatan ekskresi nutrient.

Kelaparan (starvation)
Malnutrisi protein-kalori terjadi pada keadaan kelaparan. Starvasi singkat diartikan oleh Page dan Hardin sebagai Starvasi yang berlangsung selama 24 hingga 72 jam dan ditandai dengan pemakaian simpanan glikogen yang cepat dan penggunaan protein (katabolisme) untuk menghasilkan energi serta pembentukan glukosa (glukoneogenesis) dalam memenuhi kebutuhan sel-sel darah merah dan sel-sel saraf yang bergantung pada glukosa. Kelaparan yang lama dimulai setelah 72 jam dan ditandai oleh perubahan adaptif dengan mobilisasi lemak yang akan menghasilkan keton. Pada kedua keadaan diatas, pemberian KH, lemak dan protein dari luar akan membalikkan proses tersebut. Dengan ditambah oleh kondisi stres akan terjadi pelepasan insulin, glikagon, katekolamin (epinefrin, norepinefrin), kortisol dan monokin. Hasilnya adalah peningkatan kebutuhan energi melalui peningkatan BMR (basal metabolic rate) dengan menghasilkan energi dari sumber bahan bakar yang tidak efisien, sehingga diperlukan pembentukan glukosa (glukoneogenesis) dari pemecahan protein. Pembalikan proses ini memerlukan masukan protein, KH dan lemak dari luar di samping penghilangan kondisi stres.

( Dokumen lengkap nya klik bohkasim )

GIZI DAN OLAHRAGA

Makanan untuk seorang atlet harus mengandung zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan untuk aktifitas sehari-hari dan olahraga. Makanan harus mengandung zat gizi penghasil energi yang jumlahnya tertentu. Selain itu makanan juga harus mampu mengganti zat gizi dalam tubuh yang berkurang akibat digunakan untuk aktifitas olahraga.

Pengaturan makanan terhadap seorang atlet bersifat individual. Pemberian makanan perlu memperhatikan jenis kelamin atlet, umur, berat badan, serta jenis olahraga. Selain itu, pemberian makanan juga harus memperhatikan periodisasi latihan, masa kompetisi, dan masa pemulihan.
Gerak yang terjadi pada olahraga karena adanya kontraksi otot. Otot dapat berkontraksi karena adanya pembebasan energi berupa ATP yang tersedia di dalam sel otot. ATP dalam sel otot jumlahnya terbatas dan dapat dipakai sebagai sumber energi hanya dalam waktu 1 – 2 detik. Kontraksi otot akan tetap berlangsung apabila ATP yang telah berkurang dibentuk kembali. Pembentukan kembali ATP dapat berasal dari kreatin fosfat, glukosa, glikogen dan asam lemak.

(Dokumen Lengkapnya KLIK BOHKASIM)

Template by - Abdul Munir